Hari
pertama ospek merupakan pertama kali melihat oppa. Hari pertama yang dimulai
dengan rasa kikuk, takut dan bingung dengan situasi dan teman baru diakhiri dengan rasa penasaran tentang
oppa.
Ospek
berlangsung mulai pagi hari dengan berbagai macam kegiatan pengenalan kampus
seperti pada umumnya. Bagian akhir adalah
pengenalan UKM. Salah satu UKM yang diikuti oppa pun tak luput dikenalkan padaku.
Ruang UKM yang kecil dengan ukuran 1 x 1,5 m membuat pandangan mataku menyeluruh menatap setiap titik dalam
rungan. Hanya sayang mataku yang minus dengan kadar kelelahan membuat mataku
kabur . Aku hanya bisa menangkap sosok oppa yang tinggi berdiri di sudut
ruangan. Penangkapan yang kabur pun membuat mataku tak beranjak dari oppa.
Setelah hari pertama inilah rasa penasaran akan oppa mulai mengembang di
kepalaku. Hari kedua dan ketiga ospek yang kulalui dengan berbagai aktivitas
yang cukup membuatku lelah lahir batin tak pernah bisa menyurutkan rasa
penasaran tentang oppa. Sejak itulah aku mulai menyelidiki tentang siapa oppa.
Oppa
memiliki sosok yang tinggi , berbadan
kecil dengan wajah yang menurutku manis ( kalaupun sekarang oppa masih muda pastilah masuk boyband) membuatku tidak kesulitan mengetahui siapa oppa.
Rupanya oppa menjadi idola para wanita- oppa dengan pdnya pernah mengatakan
dirinya coverboy- tentu saja banyak
gadis yang jatuh cinta dengan oppa. –sigh- benar – benar langit dan bumi jika
dibandingkan denganku. Oppa langit dan aku bumi.
Hal
lucu yang aku ingat adalah ternyata aku salah mengenai nama oppa, nama oppa
mirip dengan nama rector, walhasil berbulan – bulan aku salah menyebut nama
oppa.
Sebenarnya
aku ingin berbicara dengan oppa , akan tetapi setiap kali dekat dengan oppa aku
harus sibuk mengendalikan jantungku yang berdebar kencang dan wajahku yang
menghangat , akhirnya lidahku kelu. Setiap kali aku berada dekat dengan
oppa perasaanku sangat nyaman dan
gembira.-sigh- hormon adrenalinku benar – benar dipacu dengan impuls keberadan
oppa.
Hal
yang paling aku sukai dari oppa adalah mata oppa – bahkan sampai sekarang- mata
oppa memiliki pancaran kuat dan indah. Aku merasa oppa meiliki sisi kuat dan
lemah sekaligus dalam diri oppa , keduanya
menciptakan harmoni indah yang terpancar dari pancaran mata oppa. Setiap kali
aku berpapasan dengan oppa aku merasa
senang melihat mata oppa dan itu membuatku cukup memiliki energy untuk melewati
hari dengan indah. Hal yang membuatku tersiksa ketika satu kali melihat oppa maka aku sellau
menginginkan melihat oppa akibatnya aku
selalu mencari sosok oppa dengan diam – diam. Aku senang ketika berhasil
menangkap sosok oppa terlebih ketika
berada dalam satu ruangan, satu mata kuliah.
Tahukah
oppa, ada saat dimana oppa pernah satu mata kuliah denganku satu ruangan
denganku , oppa duduk di baris kursi berbeda
dengan baris kursi yang aku duduki tetapi sejajar dengan tempat dudukku.
Aku tahu oppa memandangku sejak awal sampai akhir mata kuliah yang menyebabkan
teori statistic tak satupun masuk dalam otakku. Aku merasakan pandangan oppa
tapi aku tak memiliki keberanian untuk membalas tatapan oppa.
Tahukah
oppa, aku sangat gembira saat perayaan Natal, oppa memandang dengan senyum
manis dan mengacungkan jari jempol kepadaku seolah mengatakan “Lihatlah, apa
yang aku perbuat sangat bagus dan aku suka kau menyaksikan yang aku buat !” drama Natal yang
oppa buat memang hebat. Sekali lagi aku
hanya tersenyum. Kemeja putih yang oppa pakai
membuat oppa semakin manis.
Tahukah
oppa, aku pernah diam – diam memandangi oppa bermain piano. Aku sangat suka
dengan orang yang bermain piano. Oppa sangat mahir bermain piano dan ketika itu
aku memandangi oppa dibalik pintu tanpa
oppa ketahui.
Tahukah
oppa, lagu Dewa “Kosong” merupakan lagu
kenangan tentang oppa. Saat itu aku ingat oppa menyanyikan lagu ini dengan
gitar dengan senyuman dan tatapan yang
membuatku salah tingkah. Lagu gubahan
oppa dari soundtrack kuis siapa dia membantuku melewati krisis percaya diri
yang aku alami. Aku memang gadis manis berkaca mata. Lagu Westlife More than
Word tak kan pernah aku lupa menjadi bagian yang membuatku selalu mengenang
oppa.
Tahukah
oppa, aku sangat senang melihat oppa cemburu, berulang kali aku melihat muka
masam oppa ketika aku dekat dengan laki – laki di sekitar oppa.
Tahukah
oppa, saat terakhir melihat oppa saat oppa wisuda aku ingin mengucapka selamat
kepada oppa dan menjabat tangan oppa dan akupun merasa oppa memandangku seperti
mengundangku untuk mendekat oppa, tetapi apa boleh buat hatiku terlalu kecil untuk melakukan itu aku hanya melihat oppa
dari jauh.
Oppa, semua kenangan tentang oppa akan abadi di hatiku, karena keberadaan oppa membuat aku sanggup bertahan
menjalani hari – hari kuliah yang berat berkutat dengan rumus kimia dan
hitungan. Keberadaan oppa dihatiku sanggup mengalahkan segala beban yang aku
punya saat itu. Mungkin oppa tidak tahu tentang semua ini dan aku minta maaf
untuk ini. Hatiku terlalu kecil untuk mengakui perasaanku sendiri di depan oppa.
Saat
ini , oppa sangat jauh dari pandangan mataku. Terpisah jarak, ruang dan waktu.
Akupun tak tahu bagaimana keadaan oppa, apakah sehat? sudah memiliki keluarga
atau belum ? dan berbagai pertanyan bermunculan dari kepalaku . Jika oppa sudah
bahagia aku hanya bisa turut bahagia. Aku selalu berdoa untuk oppa.
Live
well oppa! (as I do)
Oppa
sarangheyo.
Why wasn’t I able to convey to you?
My feelings that were growing everyday
and night
The words begin to overflow
But I know they won’t reach you now
Why did I fall in love with you?
No matter how much time has passed,
I thought that you would always be here
(but not anymore)
( Song by Dong Ban Shin Ki)
Written
by eternally secret admire