Air merupakan bagian
terpenting yang tidak terpisahkan kehidupan manusia. Tubuh manusia 95 %
tersusun air, 72 % bumi tertutup air. Air digunakan oleh seluruh makhluk hidup
untuk kelangsungan hidupnya. Air berada dalam lingkungan dan mengalami daur biogeokimia untuk kelangsungan hidup
makhluk hidup. Daur biogeokimai adalah perpindahan unsure kimia dalam ekosistem
melalui daur yang melibatkan komponen
biotic (hidup) dan komponen abiotik (tak
hidup). daur air berlangsung terus
menerus melalui system yang teratur.
Daur air melibatkan hewan , tumbuhan, manusia, sungai, laut, awan, tanah. Air digunakan oleh hewan, tumbuhan dan manusia
untuk kelangsungan hidupnya dan mengembalikan ke alam melalui proses respirasi dan transpirasi
(tumbuhan ). Air yang berada di sungai, laut dan tanah akan mengalami
penguapan. Hasil respirasi, transpirasi
dan pengupana akan terkumpul di udara dan terbentuk awan. Awan akan mengalami
sublimasi dan menjatuhkan air ke bumi dalam bentuk hujan. Hujan akan terserap
ke tanah dan juga berkumpul dipermukaan membentuk sungai, laut. Air permukaan
akan digunakan manusia , hewan dan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya ,
demikian seterusnya daur air terjadi
Air menjadi sahabat dekat
manusia, sayang persabahatan itu akan hancur ketika manusia dengan ketamakan
dan kecerobohan menjadikan air bagaiakan
musuh manusia. Air menjadi sumber penderitaan manusia yang menimbulkan kerugian material, penyakit
ataupun kematian. Salah satu contoh nyata dapat dilihat pada kota Jakarta dan
sekitarnya yang setiap tahun selalu menjadi langganan banjir. Banjir yang
terjadi tentu saja menimbulkan penderitaan masyarakat. Banjir
terjadi karena daur terus terjadi
akan tetapi tanah , sungai tidak mampu menjalankan fungsi sesuai system.
Air yang turun melalui hujan
seharusnya terserap tanah dan tumbuhan serta mengalir melalui sungai untuk ke laut. Akan tetapi
perkembangan pembangunan mendesak sampai melenyapkan tumbuhan. Hilangnya
tumbuhan yang dapat menyerap dan menahan air di dalam tanah menyebabkan air
mengalir ke perkotaan. Tata kelola kota yang tidak memperhatikan lingkungan
serta perilaku masyarakat yang tidak meperhatikan lingkungan menjadi penyebab
banjir terulang setiap tahun tanpa penyelesaian seperti lingkaran setan yang
tidak putus – putuas.
Akar permasalahan
sebenarnya adalah rendahnya peran serta masyarakat untuk menjaga keseimbangan
lingkungan. Perlu penyadaran diri dari masyarakat sendiri agar masalah banjir
dapat teratasi. Tidak mengherankan apabila Gubernur Jokowi menekankan bahwa permasalahan
banjir di Jakarta akan mampu diatasi dengan peran serta masyarakat. Pemerintah
sudah mengupayakan berbagai hal akan tetapi jika tidak ada peran serta
masyarakat tentunya akan menjadi timpang.
Peran serta masyarakat
dalam mengatasi banjir dapat dimulai
dengan melakukan hal – hal kecil yang berdampak besar untuk solusi banjir. Tidak memerlukan biaya atau tenaga besar untuk mendukung terciptanya
keseimbangan lingkungan Jakarta.
Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya. Selama ini dapat dilihat bahwa yang membuat sungai memiliki sedimen tebal
dan tertutupnya pintu air ataupun gorong
– gorong karena keberadaan sampah. Hal
kecil lain yang dapat diwujudkan melalui peran serta masyarakat dapat dilakukan
dengan membuat pori/lubang penyerapan air di rumah masing – masing . Jakarta yang di penuhi
bangunan dari semen sehingga area penyerapan ke tanah tidak ada lagi.
Penanaman pohon dilingkungan sekira rumah atau RT/RW perlu menjadi program
bersama masyarakat. Jika hal – hal
kecil tersebut dilakukan secara
konsisten dan melibatkan masyarkat Jakarta
secara menyeluruh maka
langkah besar untuk mengatasi banjir
tercapai.
Gebrakan Gubernur Jokowi membuat penyerapan di sekitar
gedung dan meninjau langsung banjir yang terjadi serta pembangunan area hijau
kirnya mampu juga menjadi salah satu pemicu masyarakat Jakarta untuk berperan serta dalam mengatasi banjir. Satu hal lagi peran serta pemerintah yaitu
bekerja sama dengan pemerintah daerah Jawa Barat untuk mengurangi penebangan
hutan di pegunungan agar air tidak turun ke daerah perkotaan.
Kerja sama yang apik antara
masyarakat dan pemerintah mengantarkan terwujudnya keseimbangan lingkungan.
Tanah akan menyerap air, sungai mampu menampung air dan mengalirkan air ke
laut. Air akan mengalir sesuai daur dan dengan demikian air akan terus menjadi
sahabat manusia.